Aku melihatnya dari balik dinding. Malu dan meragu. Pandanganku tak pernah lepas dari mata kelabu yang menatapku tajam. Dari kejauhan dan berlapis-lapis obrolan kedua orangtua kami, sorotan mataku seolah mampu menembus tirai tipis kelabu itu. Menemukan suatu hal yang juga beriak dalam diriku, yang atas nama malu, kalbuku berkilah.
--Kaspar S.